Selasa, 02 Maret 2010

My Name is Khan; Kisah Rasis di Amerika


Peristiwa kelam penyerangan dua menara kembar World Trade Center (WTC) yang berlokasi di New York pada medio bulan September 2001 memang banyak menyebabkan perubahan dunia hingga kini. Peristiwa yang dikenal dengan sebutan 9/11 itu banyak berdampak pada warga muslim yang tinggal di Amerika Serikat.

Lewat sebuah film arahan Karan Johar, sutradara yang pernah sukses menggarap film kolosal India "Kuch Kuch Hota Hai", penonton pun diajak untuk menyaksikan sebuah drama pergulatan hidup dari Rizwan Khan (yang dimainkan dengan gemilang oleh Shahrukh Khan) yang menderita sindrom Asperger, sebuah kelainan autisme dimana Rizwan bisa kelewat cerdas namun tidak memiliki emosi.

Lahir dan besar di lingkungan kumuh Mumbai-India, Rizwan dan adiknya Zakir Khan (Jimmy Shergill) serta sang ibu hidup harmonis walau miskin, sampai akhirnya pada usia 18 tahun sang adik Zakir mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Amerika Serikat.

Tak lama kemudian setelah Zakir menikah dan sang ibu meninggal, Rizwan akhirnya pindah ke San Fransisco. Di situ dia mendapat pekerjaan sebagai sales penjualan barang kecantikan di tempat sang adik. Dari pergulatan hidup yang keras di kota itu, Rizwan bertemu dengan sosok janda cantik Mandhira (Kajol) yang membuatnya jatuh cinta.

Harmonisasi pasangan ini mulai terganggu saat peristiwa 9/11 mengubah hidup mereka semua. Tercerai berai dalri keluarganya, Rizwan lalu meminta keadilan pada Presiden Amerika Serikat terpilih. Berhasilkah dia?

Tontonan yang cukup menguras air mata ini dibungkus dengan durasi mencapai 160 menit dengan tanpa goyangan ala film India pada umumnya. Film yang merupakan kolaborasi Fox Searchlight Pictures dan Dharma Productions ini sudah dapat dinikmati secara terbatas di berbagai negara. Premiere-nya sendiri sudah berlangsung saat digelarnya Berlinale Film Festival Ke-60 pada bulan ini.

Tidak ada komentar: