Ada kalanya kita akan berpikir, entah ketika itu dalam perjalanan ke tempat kerja atau pulang kerja atau ketika kita sedang di rumah atau dimana pun itu tentang aktivitas yang kita kerjakan setiap hari. Ada yang aktivitas hariannya begitu menyenangkan bagi kita untuk dijalani, namun ada sebagian orang yang merasa terbebani dengan aktivitas harian kita. Perasaan menyenangkan ataupun merasa terbebani adi tidak dapat kita pungkiri ketika kita beraktivitas harian. Ada dari sebagian kita yang memiliki aktivitas harian yang dinamis, dipenuhi dengan perjalanan keluar, terkadang di kantor, rapat, bertemu klien ataupun orang baru, mempresentasikan sesuatu kepada orang lain, melobi seseorang, terjebak kemacetan Jakarta, kehujanan di jalan, makan siang dengan kolega atau banyak kegiatan lainnya. Namun ada sebagian kita yang terjebak dengan rutinitas harian yang amat statis, rutinitas di depan meja setiap hari, ataupun hanya mengangkat telepon, atau aktivitas yang hanya itu-itu saja dari hari ke hari.
Ada sebagian kita yang menyukai rutinitas, ada juga yang tidak menyukai rutinitas dan lebih menyukai mengerjakan hal-hal baru dan berbeda dari hari ke hari. Secara psikologis suka atau tidak suka dengan aktivitas tadi bisa dimaklumi. Tapi saat ini saya mengajak kita semua untuk coba merenungi apa yang melatar belakangi kita beraktivitas. Kita bekerja untuk apa? Ada yang akan menjawab untuk memenuhi kebutuhan, ada yang akan menjawab untuk pengembangan diri, ada yang akan menjawab untuk da’wah, ada yang menjawab untuk karir dan berbagai jawaban lainnya yang memungkinkan. Rasa menikmati atau tidak menikmati aktivitas akan tergantung dengan jawaan dari pertanyaan untuk apa kita bekerja tadi.
Hati juga perlu dipersiapkan dengan baik ketika kita beraktivitas dan mempersiapkannya untuk menerima aktivitas rutin kita dengan baik. Beragam pendekatan ruhiah bisa dilakukan dalam mempersiapkan hati agar optimal dalam aktivitas harian kita – bekerja. Misalnya dengan melakukan sholat Dhuha sebelum berangkat ke tempat beraktivitas sehingga kita akan merasa tenang dalam bekerja. Namun terlepas dari itu, semuanya kembali kepada keikhlasan kita dalam bekerja yang dilatarbelakangi oleh rasa cinta dan harapan kita akan kondisi yang lebih baik bagi kita, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Ada sebagian kita yang menyukai rutinitas, ada juga yang tidak menyukai rutinitas dan lebih menyukai mengerjakan hal-hal baru dan berbeda dari hari ke hari. Secara psikologis suka atau tidak suka dengan aktivitas tadi bisa dimaklumi. Tapi saat ini saya mengajak kita semua untuk coba merenungi apa yang melatar belakangi kita beraktivitas. Kita bekerja untuk apa? Ada yang akan menjawab untuk memenuhi kebutuhan, ada yang akan menjawab untuk pengembangan diri, ada yang akan menjawab untuk da’wah, ada yang menjawab untuk karir dan berbagai jawaban lainnya yang memungkinkan. Rasa menikmati atau tidak menikmati aktivitas akan tergantung dengan jawaan dari pertanyaan untuk apa kita bekerja tadi.
Hati juga perlu dipersiapkan dengan baik ketika kita beraktivitas dan mempersiapkannya untuk menerima aktivitas rutin kita dengan baik. Beragam pendekatan ruhiah bisa dilakukan dalam mempersiapkan hati agar optimal dalam aktivitas harian kita – bekerja. Misalnya dengan melakukan sholat Dhuha sebelum berangkat ke tempat beraktivitas sehingga kita akan merasa tenang dalam bekerja. Namun terlepas dari itu, semuanya kembali kepada keikhlasan kita dalam bekerja yang dilatarbelakangi oleh rasa cinta dan harapan kita akan kondisi yang lebih baik bagi kita, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar