Di manakah semesta saat aku menatapmu?
hanya hujan yang menampar-nampar muka
tak ada tempat berpijak selain gemuruh
langit menjelma kaca kita yang retaklara cuaca
Namun kau harus pelangi, seperti katamu
muncul sewaktu-waktu
dan menyisakan warna birunya selalu
dalam kamus sunyiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar