Oleh: K.H. Toto
Tasmara (alm.)
Tak perlu berkeluh kesah bila matahari tersungkur
menyambut kegelapan. Karena sebentar lagi, engkau akan lihat bintang gemintang bertebaran dan bulan purnama menghangatkan penghuni
bumi.
Ketahuilah, kegagalan bukanlah akhir perjalanan.
Kegagalan adalah berita langit yang memberikan pelajaran paling berharga untuk
menapaki jalan menuju sukses.
Tak perlu takut bila terjatuh. Justru merintihlah
penuh rasa getir bila engkau enggan berdiri untuk bangkit.
Ingatlah, Tersandung itu bukanlah jatuh!
Ingatlah, Tersandung itu bukanlah jatuh!
Tak ada anak kecil berlari kencang kecuali
mengalami jatuh bahkan terluka. Lihatlah dengan penuh haru, betapa pepohonan di
lereng–lereng gunung menyambut hembusan angin dengan wajah semringah.
Karena mereka tahu, hanya pepohonan yang diterjang
angin badailah yang akan tumbuh kuat mencengkeram tanah dengan akar-akarnya
semakin kokoh. Layang-layang naik menjulang karena ia menentang angin, bukan
mengikutinya.
Kapal yang bagus bukan untuk ditonton atau
ditambatkan di pelabuhan, tetapi karena kemampuannya berlayar menerjang
samudera di badai topan.
Allah berbisik di setiap nurani manusia yang tabah:
“Apakah kamu mengira, kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah
siapa orang–orang yang bersungguh–sungguh di antaramu, dan belum nyata
orang–orang yang sabar.“ (3: 142)
Setiap hari, muadzin selalu menyeru dan mengetuk
hati nurani dengan seruan hayya 'alal falah, ayo menuju keberuntungan dan
kemenangan.
Tapi, renungkan dengan hati yang paling tajam,
ternyata seruan hayya ‘alal falah pastilah didahului dengan seruan hayya ‘alas
shalah. Seakan–akan memberi isyarat tidaklah kemenangan
akan diraih kecuali engkau bergerak, qiyam ruku dan sujud.
Meneteskan keringat, mengerahkan segala doa untuk
merentangkan jembatan ikhtiar, agar setiap hari kita akan masuk dalam rombongan
kaum beruntung, para pemenang, Al Muflihuun!
Generasi penerima amanah langit, bukanlah manusia
kardus yang rapuh tertimpa hujan. Jiwa para pemuda yang berjiwa futuwwah
(kstaria) adalah para pemberani untuk menghadapi tantangan.
Karena hanya sang juara (the champ) yang siap
menerima tantangan. Sedang para pecundang, tersingkir dari gelanggang dan
dilupakan.
Di sini, di dalam dera dunia yang menderu debu,
tidak ada tempat bagi manusia lemah yang terpuruk di balik selimut kemalasan.
Di sini hanya ada tempat untuk mereka yang siap tarung menunjukkan taring
dengan terang .
Maka, bila mau sejenak bercermin dari para pemenang
kehidupan, selalu akan kita jumpai jiwa yang tabah menempuh cita–cita.
Jiwa para pemenang selalu bersuka cita, berdendang
riang menghadapi tantangan dan ujian. Jangan bersedih, jangan berkeluh kesah.
Karena ratapan tak pernah membuat kehidupan berhenti (Ali Imran: 139).
Ya, pada kamus para pemenang, tidak akan ditemukan
kata menyerah apalagi berputus asa. Mereka punya motto, pemenang tak pernah
menyerah dan orang yang menyerah tak pernah menang!
(Mengenang almarhum KH. Toto Tasmara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar