Di sekolah, kami percaya: tidak ada anak nakal. Yang ada, orang tua dan guru yang belum tahu cara mendidik dengan tepat.
Setiap hari kami menyambut anak-anak TK yang datang dengan wajah ceria. Ada yang aktif, pendiam, penuh rasa ingin tahu, atau sangat peduli pada temannya. Semua berbeda, tergantung pola asuh di rumah.
Anak-anak adalah cermin. Mereka meniru apa yang mereka lihat dan dengar. Di sekolah maupun di rumah, mereka merekam segalanya—termasuk adab dan sikap kita. Maka guru dan orang tua harus berhati-hati, karena anak-anak belajar dari contoh, bukan hanya dari kata-kata.
Kami berusaha menanamkan adab sejak dini. Di TK, anak-anak mengucapkan janji setiap pagi: “Guru dipatuhi, orang tua dihormati.” Karena guru bukan sekadar pengajar, tapi teladan.
Sayangnya, seiring bertambah usia, rasa ingin tahu anak-anak mulai hilang. Bukan karena mereka sudah tahu jawabannya, tapi karena tak ada yang bisa menjawab, atau mereka tak lagi merasa aman untuk bertanya. Di pengajian, di kuliah, pertanyaan makin sedikit. Padahal dulu, pertanyaan mereka luar biasa.
Pendidikan bukan hanya soal ilmu, tapi juga adab. Guru harus belajar sebelum mengajar, dan memperbaiki diri sebelum menuntut murid berubah. Karena anak-anak adalah mesin fotokopi super canggih—mereka meniru semua yang kita lakukan.
Setiap fase usia anak butuh pendekatan berbeda. SD adalah masa tanam nilai. SMP adalah masa diskusi. SMA adalah masa kemandirian dan pencarian identitas. Jika kita salah mendidik di awal, dampaknya bisa panjang.
Berita viral tentang perilaku anak SMA bukan hal sepele. Itu tamparan bagi dunia pendidikan. Kita perlu introspeksi: sudah benarkah cara kita mendidik? Sudahkah guru, orang tua, dan sistem pendidikan berjalan searah?
Dan ketika kita melihat para santri yang syahid dalam keadaan sholat dan puasa, kita tahu: pendidikan yang benar akan membentuk jiwa yang kuat. Bahkan dalam sakit dan reruntuhan, mereka tetap menjaga sholat dan membaca Al-Mulk. Itu buah dari pendidikan yang benar.
Mari kita renungkan kembali: tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Sudahkah kita menuju ke sana?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar