Selasa, 18 Maret 2008

Diskriminasi

Pernah ngerasa terdiskriminasi gak? Diskriminasi emang pastinya gak enak, ada sesuatu yang memberlakukan kita dengan berbeda dengan manusia lainnya. Diskriminasi besar bisa dilakukan kepada suatu rezim atau pemerintahan, diskriminasi menengah bisa dilakukan dalam satuan kecil lagi dalam masyarakat seperti di tingkatan provinsi bahkan sampai pada tingkatan keluarga. Namun ada lagi diskriminasi lain yang tampaknya sangat tidak kentara yaitu diskriminasi dalam hubungan perseorangan antar individu. Diskriminasi personal ini bisa terjadi dalam hubungan kerja (kantor), pertemanan dan persahabatan, dan beberapa bentuk interaksi lagi.

Kalo belum pernah ngalamin diskriminasi dalam bentuk besar seperti di Afrika Selatan dengan politik apartheid-nya dimana orang berkulit hitam mendapat perlakuan buruk dari penguasa yang berkulit putih. Tapi kita semua pasti pernah mengalami diskriminasi sosial dari seseorang. Dan rasanya, pasti gak enak... Kalo kita ngomong dicuekin, dipandang sebelah mata, kalo kita berbuat baik selalu dianggap salah, kalo kita berbuat baik dianggap cari muka, kalo kita nawarin sesuatu ditolak, dan lain sebagainya.

Saya sekarang sedang merasakan adanya bentuk diskriminasi sosial dalam hubungan keseharian. Ada seseorang yang tadinya dekat dengan saya sekarang menjauh dari saya dan kalo kata saya dia mendiskriminasikan saya dengan teman-teman yang lain seolah saya virus berbahaya yang harus dijauhi atau najis besar yang tidak boleh disentuh. Bayangkan, kalo saya nawarin permen atau kue pasti ditolak tapi kalo orang lain yang nawarin pasti diterima. Kalo orang lain disapa dengan ramah, kalo saya cukup diberi senyum ketus sudah baik. Pertanyaan saya; kenapa dengan saya..? Ada yang salahkah dengan saya? Apakah badan saya bau? Atau mulut saya yang bau? Atau ada kata-kata atau sikat saya yang pernah menyakitinya? Allahu’alam... hanya Allah yang tahu kenapa dia memberlakukan saya seperti itu? Saya berharap hubungan kami bisa normal lagi, seperti dulu. Atau minimal kalo tidak bisa seperti dulu lagi minimal jangan memberlakukan saya berbeda dengan teman-teman lainnya, saya manusia juga yang mempunyai hati nurani dan punya kadar sensitivitas. Masalah kenyamanan dalam interaksi ini harus segera dicarikan solusinya agar tidak mengganggu produktivitas. Tapi uniknya orang yang saya maksud ini kalo diajak bicara dan saya tanyakan adakah yang salah dengan saya dia selalu bilang gak ada apa-apa, saya tambah bingung. Apa yang salah dengan saya? Atau ada yang salah dengan dia? Saya jadi bingung....

Tidak ada komentar: