Selasa, 02 Februari 2010

Healing Our Memories


Forgiving does not mean forgetting. When we forgive a person, the memory of the wound might stay with us for a long time, even throughout our lives. Sometimes we carry the memory in our bodies as a visible sign. But forgiveness changes the way we remember. It converts the curse into a blessing. When we forgive our parents for their divorce, our children for their lack of attention, our friends for their unfaithfulness in crisis, our doctors for their ill advice, we no longer have to experience ourselves as the victims of events we had no control over.

Forgiveness allows us to claim our own power and not let these events destroy us; it enables them to become events that deepen the wisdom of our hearts. Forgiveness indeed heals memories.

Henry J.M. Nouwen
---------------------
Kita yang bergumul dengan luka-luka dan sakit yang disebabkan oleh langkah-langkah, tindakan-tindakan, sikap-sikap, perbuatan dan perkataan orang lain, saya yakin akan menemukan pertolongan yang baik dari refleksi Nouwen di atas.

Bagi Nouwen, memaafkan TIDAK SAMA dengan melupakan. Memaafkan TIDAK MENGHAPUS kenangan kita kepada perbuatan buruk dan menyakitkan yang telah dilakukan orang pada kita. Memaafkan seseorang TETAP MEMBERI RUANG kepada ingatan itu, malah, katanya, mungkin sekali ingatan kepada peristiwa yang menyakitkan itu terus menempel di tubuh kita jikalau perbuatan orang itu sampai membuat bekas di tubuh kita. Pengampunan tidak coba berpura-pura bahwa KITA SUDAH LUPA atau saya sudah melupakannya.

Memaafkan, kata Nouwen, tidak membuat kita lupa. Tetapi maaf yang kita berikan kepada seseorang atau sekelompok orang MENGUBAH CARA KITA mengingat peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang menyakitkan itu. "It converse the curse into a blessing" – Maaf mengubah kutukan menjadi berkat. Ingatan, kenangan kepada peristiwa buruk itu kini tidak lagi menjadi kutukan dan orang yang melakukannya adalah orang terkutuk. Maaf yang diberikan mengubah cara kita mengingat kejadian itu dengan memberi kita kemampuan untuk TIDAK LAGI MEMANDANG DIRI KITA SEBAGAI KORBAN dari kejadian itu melainkan memberi kita KUASA untuk tidak membiarkan ingatan kepada kejadian-kejadian itu merusak diri kita. Dengan cara itu, pengampunan memberi kita kemampuan untuk melihat kejadian-kejadian itu sebagai hal-hal yang malah memperdalam kebijaksanaan hati kita.

Di sinilah kata Nouwen, memaafkan akan menyembuhkan memori-memori kita yang sakit, luka dan pahit!

Selamat memberi maaf saudaraku.

"The compassionate life is the life in which we believe that strength is hidden in weakness and that true community is a fellowship of the weak." ---- Henry J.M. Nouwen

Tidak ada komentar: